Khadija & 'Aisya World

This blog is dedicated for the woman who becomes Khadija & 'Aisya in my life

Friday, April 27, 2007

Terima Kasih Khadijah

Khadijah, Engkaulah orang yang mempercayai
Di saat aku tak percaya pada kemampuanku sendiri

Engkau menggandeng tanganku tanpa melepaskan
Di saat aku meniti jalan sulit ini penuh kesulitan

Engkau mengajariku tentang arti ketegaran
Di saat aku hampir tengelam dalam keputus-asaan

Terima kasih...

Thursday, April 26, 2007

Bocah Kecil Ini

Khadijah,
Malam ini aku seperti bocah kecil saja
Bermain-main kertas dan buku di depanmu
Menatap wajahmu sambil bercanda

Engkau bekerja sampai larut malam
Dan bocah kecil ini setia menemanimu
Tak membantu hanya menunggu

Khadijah,
Baru kusadari aku memang lebih pantas menjadi adikmu

Cintaku Sederhana Saja

Khadijah,
Cintaku sederhana saja
Tak berharap memilikimu

Khadijah,
Cintaku tak bersyarat
Tak berharap berbalas

Khadijah,
Aku ikhlas dengan semua itu
Karna itu izinkan aku mencintaimu

Wednesday, April 25, 2007

Do'a untuk Khadijah

Ya Allah, jika ia memang pasanganku yang Engkau tuliskan
Aku berjanji akan membuatnya menjadi wanita paling bahagia

Tapi, jika ia bukan pasangan yang Engkau ridlai
Temukanlah ia dengan lelaki yang lebih baik
Yang mampu membuatnya lebih bahagia
Sebab kebahagiannya adalah kebahagiaanku juga

Dan Ya Allah,
Gantilah dirinya dengan yang lebih baik

Monday, April 23, 2007

Jika Satu Saat Aku Berucap Cinta

Jika satu saat nanti aku berucap cinta
Mungkin Engkau akan menyangka
Semua itu hanya keisengan atau kegilaanku belaka
Jika satu saat nanti Engkau bertanya
Atas dasar apa aku mencinta
Tolong biarkan aku tak menjawabnya

Sebab cinta ini tiba-tiba ada dan menguasai
Tak sedikitpun memberi kesempatan interupsi
Untuk sekedar membuat justifikasi

Lalu mungkin Engkau akan menyudutkan
Bahwa cintaku tak punya landasan

Percayakah Khadijah?
Untuk mencintaimu aku tak memerlukan alasan…

Terkabul dengan Penundaan

Ah, betapa episode cinta tak bisa diterka
Di saat aku mulai berusaha menjauh darimu
Datang kesempatan-kesempatan untuk kita berduaan

Apakah Tuhan telah mengabulkan do'aku dengan penundaan?

Saturday, April 21, 2007

Sehelai Rambutmu yang Memutih

Khadijah,
Hari ini aku nikmati wajahmu kembali
Ada guratan usia yang tak bisa Kau sembunyikan
Dan kutemukan sehelai rambutmu yang memutih

Itu semua tak melunturkan kecantikanmu
Justru aku semakin terpesona

Apakah cinta membuat seseorang buta?
Haruskah cinta membuatmu menunggu sekian lama?

Friday, April 20, 2007

Tentang Pernikahan

Khadijah, sore itu kita kembali berdua
Berbicara tentang pernikahan

Aku mencoba membangun romantisme dengan bersajak
“Betapa menakjubkan
Dari beribu manusia bisa bertemu sepasang insan”

Engkau tak merespon tapi bertanya kapan aku menikah
Aku tak menjawab, malah balik bertanya
Engkau menjawab lirih ”masih lama”

Kemudian kita terdiam larut dalam pikiran masing-masing
(Tak tahukah bahwa aku mencintaimu
Dan aku berpikir sebenarnya engkau juga mencintaiku
Hanya kita terlalu egois, menunggu cinta datang mengetuk)

Di akhir pertemuan
Aku bisikan kalimat bersayap, ”ditunggu...”
Engkau cuma berucap ”terima kasih ya...”

Malamnya aku tak bisa tidur, memikirkanmu, Khadijah
Dan hampir saja berbuat kesalahan fatal
Mengirimmu pesan : Aku mencintaimu


Suatu sore, Januari 2007

Thursday, April 19, 2007

Terlalu Egois

Khadijah, mungkin juga kita saling mencintai
Hanya kita terlalu egois untuk saling menunggu
Sampai cinta datang mengetuk

Wednesday, April 18, 2007

Mungkin Bukan Cinta

Khadijah, mungkin kita tak betul-betul saling mencintai
Perasaanku mungkin hanya sekedar obsesi
Dan perasaanmu cuma sekedar simpati

Khadijah, harus kita teliti lagi
Jangan sampai kelak kita sesali
Bahwa memang ini semua bukan cinta!

Tuesday, April 17, 2007

Cabutlah

Ya Allah, cabutlah ia dari hatiku
Jika membuatku lalai dari mengingatmu

Monday, April 16, 2007

Murahan

Khadijah, dulu aku pernah berharap
Agar kita selalu dekat
Tapi setelah terjadi, aku begitu ketakutan :
Kita terjatuh pada cinta murahan

Doubtfull

Khadijah, semakin dekat padamu
Aku semakin ragu
Satu hal saja yang baru kutemukan darimu
Selalu menambah hal lain yang aku tak tahu

Khadijah, semakin dekat padamu
Aku makin ragu
Apakah Engkau mau menemaniku meniti jalan ini
Jalan yang penuh duri lagi sunyi

Dari Degup Jantungmu

Khadijah, dari degup jantungmu*
Kau tak bisa menyembunyikan semua itu
Keresahan, cinta dan rindu

*) Aku mampu merasakan degup jantungnya dan nafas yang tercekat saat aku berada di sisinya. Aku tak tahu apakah ini hanya halusinasi saja.

Sunday, April 15, 2007

Aku Begitu Merindukan Malam

Khadijah, aku baru menyadari
Engkau hanya menjadi milikku di malam hari
Ketika Engkau menyita banyak ruang kepala dan hati

Saat siang menjelang
Engkau bukan milikku lagi
Bahkan aku bukan siapa-siapa bagimu

Karna itu Khadijah
Aku begitu merindukan malam

Friday, April 13, 2007

Confuse

Khadijah, aku tak faham
Apakah Engkau nyata atau maya
Sebab Engkau ada tapi tak tersentuh

Engkau lebih hidup dalam dunia bayang-bayang
Dunia yang cuma berpenghuni dua insan
di mana senja selalu abadi
dengan daun-daun berguguran menghujani

Dan ketika aku mencoba mengambil daun yang jatuh di rambutmu
Engkau masih tetap tak tergapai

Mengapa (2)

Khadijah, mungkin tak pernah terpikirkan
Aku lahir ketika Engkau sudah mengenal jatuh cinta

Aku juga tak mampu menjelaskan
Mengapa cinta tiba-tiba datang
Mengapa cinta mampu mengganggu malam-malam
Mengapa Engkau yang menjelma ke dalam cinta

Thursday, April 12, 2007

Mengapa

Khadijah, mengapa aku menjadi begitu betah berada di dekatmu
Berdiskusi atau sekedar menatap wajahmu
Apakah aku jatuh cinta?

Khadijah, mengapa bayanganmu begitu sering melintas di benak
Dalam sendiri atau keramaian
Apakah aku tergila-gila?

Khadijah, betapa menggelikan semua itu
Aku menjadi tolol dan tak berdaya di hadapanmu

Seperti Biasanya Apa yang Kau Miliki

Aku menemukanmu
Seperti biasanya dengan apa yang kau miliki
Senyum yang selalu mengesankan
Dan gelombang jiwa yang meresonansi

Aku mencoba mengelak
Dan Kau membiarkanku seperti biasanya kau lakukan

Begitu juga esok aku akan menemukanmu
Terkesan, teresonansi, mengelak
Dan Kau tetap membiarkan...

Engkaukah Khadijah itu?

Ketika aku mengenalmu
Asosiasi membawaku kepada sejarah berabad silam

Engkaukah Khadijah itu?*


*) Khadijah Binti Khuwailid, Muslimah Pebisnis yang Sukses

Khadijah Binti Khuwailid lahir pada kira-kira 15 tahun sebelum tahun gajah. Ia berasal dari kalangan bangsawan Quraisy dan nasabnya sangat terjaga.
Khadijah masih satu keturunan dengan Nabi Muhammad SAW, silsilah Muhammad dan Khadijah bertemu pada Qushai. Muhammad adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushai, sedangkan Khadijah adalah Khadijah binti Khuwailid bin Asad bin Abdul ’Uzza bin Qushai.

Ia besar di kalangan keluarga yang memiliki pencarian hidup sebagai pedagang besar. Maka tak heran jika sejak kecil ia belajar bagaimana cara berbisnis yang baik dan menguntungkan namun tidak melanggar norma dan etika bisnis yang lurus.

Sebelum menikah dengan Muhammad, ia telah dua kali menikah. Yang pertama dengan ’Atieq bin ’Ahid Al Makhzumy, seorang bangsawan Quraisyi. Pernikahan dengan suami pertamanya tidak berlangsung lama karena ’Atieq meninggal dunia dan hanya menurunkan anak bernama Hindun. Khadijah kemudian menikah lagi dengan Nabbasy bin Zurarah, seorang bangsawan Quraisyi. Pernikahan ini juga tidak berlangsung lama, karena Nabbasy meninggal dunia dengan meninggalkan seorang putera bernama Halal dan seorang puteri yang juga bernama Hindun. Meskipun Khadijah telah dua kali menikah, telah menjadi janda dan telah memiliki anak, tetapi banyak laki-laki yang meminangnya. Tetapi semua pinangan itu ditolaknya dengan cara yang halus.
Khadijah sempat tidak berminat untuk menikah lagi. Ia memilih mengkonsentrasikan hidupnya untuk membesarkan dan mengurus anak-anak serta bisnisnya yang semakin berkembang.

Selain harta peninggalan dari orangtua yang diwarisinya, peninggalan harta dari para suaminya pun sangat banyak. Karena itulah Khadijah menjadi pebisnis yang sibuk mengelola dan mengembangkan usaha-usahanya yang sudah meluas hingga keluar negeri Makkah.

Sebagai perempuan yang dikenal terjaga akhlak mulianya, sehingga dijuluki sebagai At-Thahiroh-wanita yang suci, Khadijah sangat berhati-hati dalam berbisnis. Ia membangun jaringan bisnisnya dengan modal kepercayaan. Akhlak yang luhur dalam berbisnis ini nyatanya sangat membantunya dalam mengembangkan relasi kerja.

Selain bersikap baik pada relasi bisnisnya, Khadijah pun peduli pada para pekerjanya. Ia sangat memperhatikan kesejahteraan mereka. Dalam hal ini Khadijah menerapkan sistem bagi hasil pada orang-orang yang menjualkan barangnya. Keuntungan yang diperoleh dari hasil berdagangnya dibagi sesuai andil masing-masing, hingga kedua belah pihak merasa puas dengan sistem ini. Akhirnya, usaha Khadijah semakin berkembang, dan pekerjanya semakin banyak.

Salah satu karyawan yang bekerja menjualkan barang dagangan Khadijah adalah Muhammad bin Abdullah. Sejak awal Muhammad sudah dikenal dengan julukan Al-Amin-yang dapat dipercaya, sehingga ketika ia membawa barang dagangan Khadijah pun ia menjadi salah satu karyawan yang sangat terpercaya. Setiap kali Muhammad membawa barang dagangan Khadijah ke luar kota, ia pasti pulang membawa hasil yang memuaskan.

Kemampuan bisnis Muhammad yang bagus, juga ahlaknya yang mulia membuat hati Khadijah tertarik. Meskipun Khadijah menolak pinangan yang sebelumnya banyak diajukan para petinggi Quraisy, hatinya tidak bisa menolak keinginan untuk meminang sang Al Amin. Keinginannya ini pun ia sampaikan pada orang kepercayaannya, Nafisah. Orang kepercayaannya inilah yang kemudian menjadi penghubung pernikahan Khadijah dengan Muhammad. Pada waktu itu Muhammad berusia sekitar 25 tahun, sedangkan Khadijah sekitar 40 tahun.

Kebahagiaan Khadijah menikah dengan Muhammad semakin lengkap dengan hadirnya putera puteri yang meramaikan suasana rumah mereka. Muhammad pun menjadi ayah bagi anak-anak, suami dan partner bisnis yang sempurna bagi kehidupan Khadijah.

Setelah pernikahan dengan Khadijah, Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul penutup. Misi suci ini membuat Rasulullah SAW banyak meninggalkan rumah untuk berdakwah. Otomastis, perannya dalam bisnis pun berkurang. Sebagai istri, Khadijah memahami ini dan mengambil alih seluruh roda perputaran bisnis tersebut, ia tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk membantu penyebaran islam. Sejarah kemudian mencatatnya sebagai penyokong dana dakwah terbesar sepanjang zaman.


Source :

  • Sejarah Ringkas Nabi Muhammad SAW, Al Quran dan Terjemahnya
  • Artikel ummigroup

Tuesday, April 10, 2007

Aku Nikmati Wajahmu Pagi Ini

Khadijah, aku nikmati wajahmu pagi ini
Engkau masih mempesona pada usia yang tak lagi muda